Suatu sistem termodinamika bila mengalami perubahan nilai-nilai besaran fisis makroskopiknya maka dikatakan sedang mengalami suatu proses. Karena terjadi perubahan pada besaran fisis makroskopiknya maka secara umum sistem tidak berada dalam kesetimbangan termodinamik dan besaran keadaan tidak dapat didefinisikan. Proses semacam ini secara umum tidak akan dapat kembali ke kondisi semula, sehingga disebut sebagai proses yang tak dapat balik (proses irre- versibel ). Tetapi bila perubahan dilakukan secara perlahan-lahan sekali (mikroskopik), sehingga setiap saat dapat dianggap mendekati keadaan kesetimbangan termodinamika, maka besaran termodinamika dapat didefinisikan dan kondisi sistem dapat dikembalikan ke kondisi semula. Proses semacam ini disebut sebagai proses dapat balik (proses reversibel ). Dalam realitanya proses dapat balik tidak pernah ada, tetapi proses semacam ini dapat didekati yaitu bila prosesnya dilakukan secara perlahan dan dijaga agar mendekati kondisi kesetimbangan termodinamik. Proses terakhir ini disebut sebagai proses agak dapat balik (proses quasi reversibel). Salah satu contoh proses reversible adalah proses perubahan fasa pada titik transisi, misalnya,
H2O(l, 1000C, 1 atm) ⇌ H2O(g, 1000C, 1 atm)
Pada persamaan reaksi di atas , sebelah kiri persamaan reaksi air bersifat cair (l) pada 1000 C; 1 atm, berkesetimbangan air berfasa gas (g), pada suhu dan tekanan yang sama. Begitupun sebaliknya perubahan terjadi pada fase gas menjadi cair. Proses reversibel dapat berlangsung pada suhu tetap (isotermal), tekanan tetap (isobar), volume tetap (isokhor), entropi tetap (isentropi) dan secara adiabatis (tidak ada pertukaran kalor antara sistem dan lingkungannya).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar