Kamis, 30 April 2015

Perubahan Keadaan


Suatu  sistem  termodinamika bila  mengalami  perubahan nilai-nilai  besaran  fisis makroskopiknya maka  dikatakan sedang  mengalami  suatu  proses.   Karena  terjadi  perubahan pada  besaran  fisis makroskopiknya maka  secara umum  sistem tidak  berada  dalam  kesetimbangan termodinamik dan besaran  keadaan  tidak  dapat didefinisikan.   Proses  semacam  ini secara  umum  tidak  akan  dapat kembali  ke  kondisi  semula,  sehingga  disebut  sebagai  proses  yang  tak  dapat balik  (proses  irre- versibel ). Tetapi  bila perubahan dilakukan  secara perlahan-lahan sekali (mikroskopik), sehingga setiap saat dapat dianggap  mendekati keadaan  kesetimbangan termodinamika, maka  besaran  termodinamika dapat didefinisikan dan kondisi sistem dapat  dikembalikan ke kondisi semula.  Proses semacam ini disebut sebagai proses dapat balik (proses  reversibel ).  Dalam  realitanya proses dapat balik tidak  pernah ada,  tetapi proses semacam  ini dapat didekati  yaitu  bila prosesnya  dilakukan  secara perlahan  dan dijaga  agar  mendekati kondisi kesetimbangan termodinamik.  Proses  terakhir ini disebut  sebagai proses agak dapat balik (proses quasi reversibel). Salah satu contoh proses reversible adalah proses perubahan fasa pada titik transisi, misalnya,
H2O(l, 1000C, 1 atm)     ⇌    H2O(g, 1000C, 1 atm)
Pada persamaan reaksi di atas , sebelah kiri persamaan reaksi air bersifat cair (l) pada 1000 C; 1 atm, berkesetimbangan air berfasa gas (g), pada suhu dan tekanan yang sama. Begitupun sebaliknya perubahan terjadi pada fase gas menjadi cair. Proses reversibel dapat berlangsung pada suhu tetap (isotermal), tekanan tetap (isobar), volume tetap (isokhor), entropi tetap (isentropi) dan secara adiabatis (tidak ada pertukaran kalor antara sistem dan lingkungannya).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar